ADRI MALDINI (20213267)
VALIANO DWI N. P. (29213084)
“Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”
A . Pengertian Perubahan Harga
Pengertian mengenai perubahan harga dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perubahan Harga Umum
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata
harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan.
Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli.
Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi (inflation), sedangkan
penurunan harga disebut deflasi (deflation).
2. Perubahan Harga Spesifik
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga
barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan
penawaran.
B. Mengapa Laporan Keuangan Dimasa Perubahan Harga
Berpotensi Menyesatkan?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang dicatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya yang lebih tinggi).
Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang dinilai lebih
rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Dari sudut pandang manajemen, ketidakakuratan pengukuran
dapat mendistorsi :
- Proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis
- Anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja
- Data
kinerja yang tidak dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat
dikendalikan.
Laba yang dinilai lebih pada akhirnya akan menyebabkan :
- Kenaikan
dalam proporsi pajak
- Permintaan
dividen lebih banyak dari pemegang saham
- Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari para pekerja
- Tindakan
yang merugikan dari negara tuan rumah (seperti pengenaan pajak
keuntungan yang sangat besar).
Kegagalan untuk menyesuaikan data keuangan perusahaan
terhadap perubahan dalam daya beli unit moneter juga menimbulkan
kesulitan bagi pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan
membandingkan kinerja operasi perusahaan yang dilaporkan.
Fungsi mengakui pengaruh inflasi secara eksplisit yaitu :
- Pengaruh
perubahan harga sebagian bergantung pada transaksi dan keadaan yang
dihadapi suatu perusahaan. Para pengguna tidak memiliki informasi yang
lengkap mengenai faktor-faktor ini.
- Mengelola
masalah yang ditimbulkan oleh perubahan harga bergantung pada pemahaman
yang akurat atas permasalahan tersebut. Pemahaman yang akurat memerlukan
kinerja usaha yang dilaporkan dalam kondisi-kondisi yang memperhitungkan
pengaruh perubahan harga.
- Laporan
dari para manajer mengenai permasalahan yang disebabkan oleh perubahan
harga lebih mudah dipercaya apabila kalangan usaha menerbitkan informasi
keuangan yang membahas masalah-masalah tersebut.
C. Jenis – Jenis Penyesuaian Inflasi
Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbeda
terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan.
- Penyesuaian
Tingkat Harga Umum
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli) disebut mata uang konsatan biaya historis atau ekuivalen
daya beli umum. Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva berumur
panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan
transaksi kini.
Indeks Harga
- Perubahan
tingkat harga umum biasanya diukur dengan tingkat harga.
- Suatu
indeks harga adalah rasio biaya.
Penggunaan Indeks Harga
- Angka
indeks harga digunakan untuk mentranslasikan jumlah uang yang dibayarkan
selama periode terdahulu menjadi ekuivalen daya beli pada akhir periode.
- Angka
– angka tingkat harga yang telah disesuaikan tidak mewakili biaya kini
pos-pos yang dimaksud atau angka-angka tersebut masih merupakan biaya
historis, angka – angka biaya historis hanya disajikan ulang dalam unit
pengukuran yang baru – daya beli umum pada akhir periode.
2. Penyesuaian Biaya Kini
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi yang konvesional
dalam dua aspek utama. Pertama, aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini dan
bukan biaya historis. Kedua, laba adalah jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode (tanpa memperhitungkan
komponen pajak), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau
modal fisik perusahaan.
3. Biaya Kini Yang Disesuaikan Dengan Tingkat Harga Umum
Model biaya kini yang disesuaikan dengan tingkat harga umum
menggunakan indeks harga umum maupun khusus. Tujuannya adalah untuk
mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen daya beli akhir tahun
perusahaa, untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada biaya kininya dan untuk
melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan bersih setelah pajak. Model
ini memiliki ciri khas yakni pengungkapan perubahan biaya kini dari aset
nonmoneter perusahaan setelah dikurangi inflasi untuk memperlihatkan bagian
perubahan nilai aset nonmeneter yang melebihi atau kurang dari perubahan daya
beli umum.
D. Pendekatan Terhadap Akuntansi Inflasi Di Beberapa
Negara
1. Amerika Serikat
FASB 1979 menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(SFAS) No. 33 tentang “Pelaporan Keuangan dan Perubahan Harga”, yang
mengharuskan perusahaan-perusahaan di AS yang memiliki persediaan dan aset
tetap (sebelum dikurangi akumulasi penyusutan) senilai lebih dari $125 juta,
atau memiliki total aset senilai lebih dari $1M, untuk mencoba mengungkapakan
baik daya beli tetap-biaya historis maupun daya beli tetap biaya kini selama
lima tahun.
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement
Of Standard Accounting Practice-SSAP 16).
Perbedaan SSAP 16 dengan SFAS 33 yaitu :
Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar
konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk
pelaporan eksternal.
Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad
laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba
rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
- Menyajikan
akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya historis.
- Menyajikan
akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun
pelengkap biaya kini.
- Menyediakan
akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan
informasi biaya historis yang memadai.
Dengan perlakuan keuntungan dan kerugian yang terkait dengan
pos-pos moneter, FAS 33 menharuskan pengungkapan terpisah untuk tiap-tiap
angka. SSAP 16 mengaharuskan dua angka yang keduanya mencerminkan pengaruh
perubahan harga spesifik, yaitu Penyesuaian modal kerja moneter ( Monetary
Working Capital Adjustment) / MWCA mengakui pengaruh perubahan harga
khusus terhadap total jumlah modal kerja yang digunakan oleh perusahaan dalam
operasinya. Dan Mekanisme Penyesuaian Memungkinkan pengaruh perubahan harga
spesifik terhadap aktiva non moneter perusahaan.
3. Brasil
Brasil Walaupun tidak lagi diwajibkan akuntansi inflasi yang
direkomendasikan di Brasil hari ini mencerminkan 2 kelompok pilihan pelaporan
yakni Hukum Perusahaan Brasil dan Komisi Pengawasan Pasar Modal Brasil.
Penyesuaian inflasi yang sesuai dengan hukum perusahaan
menyajikan ulang akun-akun aktiva permanen dan ekuitas pemegang saham dengan
menggunakan indeks harga yang diakui oleh pemerintah federal untuk mengukur
devaluasi matauanglokal. Penyesuaian inflasi terhadap aktiva permanen dan
ekuitas pemegang saham disajikan bersih terhadap jumlah lebih yang diungkapkan
secara terpisah dalam laba kini sebagai keuntungan atau kerugian koreksi
moneter.
Penyesuaian tingkat harga terhadap ekuitas pemegang saham
merupakan jumlah investasi pemegang saham pada awalperiode yang harus
tumbuh agar tidak tertingla dengan laju inflasi. Penyesuaian aktiva permanen
yang lebih kecil daripada penyesuaian ekuitas menyebabkan kerugian daya beli
yang mencerminkan resiko yang dihadapi perusahan terhadap aktiva moneter
bersihnya.
E. Internasional Accounting Standards Board (IASB)
IASB menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan kinerja
operasional yang dinyatakan dalam mata uang lokal di lingkungan hiperinflasin
tidak bermanfaat. Perusahaan pelapor harus mengungkapkan:
1) Fakta bahwa penyajian ulang atas perubahan daya beli umum
unit pengukuran telah dilakukan
2) Model penilaian aset yang digunakan dalam laporan utama
yakni penilaian historis atau biaya-kini
3) Entitad dan tingkat indeks harga per tanggal neraca,
berikut pergerakannya selam tahun pelaporan
4) Laba atau rugi moneter bersih tahun berjalan.
“Standar Audit dan Akuntansi Global”
Upaya harmonissasi akuntasi di seluruh dunia sebenarnya
dimulai sebelum adanya komite standar Akuntansi Internasional (IASC didirikan
pada tahun 1973. Upaya harmonisasi akuntansi menjadi semakin pesat pada
dasawarsa 1990-an, sesuai dengan berkembanganya globalisasi bisnis
internasional dan pasar surat berhaga, serta meningkatnya pencatuman saham oleh
banyak perusahaan.
Standar yang terhamonisai bersifat kompatibel, sehingga
tidak mengandung pertentangan. Beragam perbedaan utama dalam persyaratan dan
pembuatan laporan keuangan di seluruh dunia, serta meningkatnya kebutuhan
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan informasi dari
perusahaan-perusahaan di dunia, merupakan (dan masih menjadi) kekuatan
pendorong bagi gerakan harmonisasi akuntansi ini. Sesuai dengan rencana (IASB,
kovergensi standar akuntansi internasional dan nasional mencakup penghapusan
berbagai perbedaan secra perlahan melalui upaya kerja sama antara IASB, penentu
standar nasional, dan kelompok lain yang menginginkan solusi terbaik bagi
persoalan akuntansi dan pelaporan. Oleh karenanya, pemahaman yang
medasar harmonisasi dan konvergensi sangat terkait erat.
Konvergensi akuntansi mencakup konvergensi standar akuntansi
(yang membahas ukuran dan penyajian), penyajian terkait penawaran serta
berharga dan daftar bursa efek yang dibuat oleh perusahaan Go Public,
dan standar audit.
SURVEI KONVERGENSI INTERNASIONAL
Manfaat Konvergensi Internasional
Pendukung konvergensi internasional menyatakan bahwa banyak
manfaat yang telah dirasakan. Donald T Nicolaisen, mantan kepala akuntan Komisi
Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat,, mengatakan hal dibawah ini pada September
2004 :
Pada tahap konsep, menjadi pihak pendukung memang mudah.
Laporan akuntansi yang secara transparan mencerminkan ilmu ekonomi mengenai
transaksi kepada pembaca laporan keuangan di Inggris, akan dibaca pula dengan
perasaan yang samaoleh pembaca di Perancis, Jepang, Amerika Serikat, atau
Negara lainnya. Begitu pun juga, persyaratan dan prosedurr audit yang paling
efektif kemungkinan besar sama antara di Amerika, Kanada, Cina atau
Jerman.Pengungkapan yang relevan bagi investor di Italia, Yunani, atau Timur
Tengah, memiliki kemungkinan yang sama bergunanya bagi investor di Amerika
Serikat, dan di Negara laiinya. dengan memiliki standar berkualitas tinggi
dalam akuntansi, audit, dan pengungkapan akan menguntungkan investor serta akan
mengurangi biaya akses masuk pasar modal seluruh dunia.
Kritik terhadap Standar Internasional
Proses menjadikan standar akuntansi menjadi standar
internasional juga menimbulkan kritik. Di awal tahun 1971 (sebelum
IASC-komite Standar Akuntansi Internasional dibentuk). Sebagian orang
mengatakan bahwa standar akuntansi internasional terlalu sederhana untuk
memecahkan maslaah yang rumit. Para kritikus bersikerasbahwa kemampuan untuk
beradaptasi terhadap situasi yang sangat berbeda merupakan nilai terpenting
dari akuntans. Para kritikus ragu jika standar internasional dapat cukup
fleksibel untuk mengatasu perbedaan-perbedaan latar belakng, tradisi dan
lingkunga ekonomi setiap Negara.
Anggapan bahwa ketika institusi keuangan internasional dan
pasar internasional bersikeras menggunakan standar internasional, hanya
firma-firma akuntansi internasional luaslah yang mampu memenuhi tuntutannya.
Munculnya pula ketakutan bahwa penggunaan standar internasional akan
menciptakan ‘standar overload’.
Terahir, Kritikus bersikeras bahwa standar internasional
tidaklah cocok untuk perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, terutama
perusahaan yang tidak terdaftar dan tanpa akuntabilitas public. Untuk mengatasi
masalah ini, sebuah versi dari “big GAAP/little GAAP-(prinsip
akuntansi yang berlaku umum besar/kecil)” telah disusun dengan mengacu pada
standar internasional bagi perusahaan-perusahaan di seluruh dunia dan disusun
mengacu pada standar yang disederhanakan bagi perusahaan-perusahaan lainnya.
Rekonsiliasi dan Pengakuan Bersama
Seiring berkembangnya penerbitan dan perdagangan ekuitas di
seluruh dunia, masalah-masalah yang berhubungan dengan pendistribusian laporan
keuangan dalam yurisdiksi luar negeri menjadi lebih penting. Masalah-masalah
tersebut dapat diselesaikan dengan adanya konvergensi internasional, yang
mempermudah akses laporan keuangan untuk lintas batas negara.
Dua
pendekatan lainnya telah dimaksimalkan sebagai solusi yang sesuai bagi
masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajuan laporan keuangan lintas
Negara: (1) rekonsiliasi, dan (2) pengakuan bersama (yang juga dikenal dengan
sebutan ‘reciprocity’ –timbal balik). Dengan adanya rekonsiliasi,
firma-firma asing dapat menyusun laporan keuangan dengan menggunakan standar
akuntansi yang diterima di negaranya, tetapi juga harus memberikan rekonsiliasi
antara critical accounting measure –Pengukuran akuntansi kritis
yang berlaku di negaranya dan di Negara dimana laporan keuangan tersebut
diajukan. Rekonsiliasi lebih sedikit memakan biaya daripada harus
mempersiapakan satu perangkat penuh laporan keuangan dibawah prinsip-prinsip
akuntansi yang berbeda.
Evaluasi
Pertentangan mengenai harmonisasi atau konvergensi memang
tidak dapat sepenuhnya diselesaikan. Opini-opini yang menentang harmonisasi
memiliki manfaat tersendiri. Namun, bukti-bukti terbaru menunjukkan bahwa
tujuan harmonisasi akuntansi internasional mengenai akuntansi, pengungkapan,
dan audit telah diterima secara luas sehingga kecenderungan konvergensi
internasional akan terus berlanjut atau bahkan meningkat. Jumlah Negara yang
menggunakan IFRS bertambah dan kemajuan dalam proses harmonisasi pengungkapan
dan audit di nilai mengesankan.
Hal terakhir, perbedaan-perbedaan di setiap Negara mengenai
faktor pokok yang menyebabkan adanya variasi dalam praktik akuntansi,
pengungkapan, dan audit makin berkurang seiring dengan makin meratanya pasar
modal dan pasar barang di seluruh dunia.
IKHTISAR ORGANISASI BESAR INTERNASIONAL YANG MENDUKUNG
KONVERGENSI AKUNTANSI
Enam organisasi telah menjadi pemain kunci dalam menetukan
standar akuntansi internasioanl dalam memajukan penyelarasan akuntansi
internasional :
- International
Accounting Standards Board (IASB)
- Commision
of the European Union (EU)
- Internasional
Organization of Securities Commisions (IOSCO)
- Inernational
Federation of Accountants (IFAC)
- United
Nation Intergovernmental Working Group of Experts on Standard of
Accounting And Reporting (ISAR), bagian dari United Nations Conference on
Trade and Development (UNCTAD)
- Organization
for Economic Cooperation and Development Working Group on Accounting
Standards (OECD Working Group).
International Accounting Standards Board (IASB)
International Accounting Standards Board (IASB), yang
tadinya bernama IASC, merupakan badan penetapan standar independen untuk sektor
pribadi yang didirikan pada 1973 oleh organisasi akuntansi prodesional di
sembilan negara dan direstrukturisasi pada tahun 2001. Sebelum
direstrukturisasi, IASC mengeluarkan 41 Standar Akuntansi Internasional (IAS)
dan Kerangka Kerja dalam Penyusunan dan Penyampaian Laporan Keuangan. IASB
memiliki tujuan sebagai berikut :
- Mengembangkan
untuk kepentingan public, seperangkat standar akuntansi yang berkualitas
tinggi, mudah dimengerti dan tidak sulit dilaksanakan, yang menuntut
informasi berkualitas tinggi, transparansi dan sebanding mengenai laporan
keuangan dan kondisi keuangan lainnya.
- Memajukan
penggunaan dan penerapan yang tepat dari standar-standar yang dibuat.
- Memperhatikan
kebutuhan khusus perusahaan kecil menengah dan perkembangan ekonomi guna
memenuhi tujuan nomor (1) dan (2).
- Meningkatkan
kualitas konvergensi standar akuntansi di setiap negara serta Standar
Akuntansi International dan Standar Pelaporan Keuangan International.
Standar Inti IASC dan Persetujuan IOSCO
IASB (sebagaimana pendahulunya IASC) selama ini tengah
berjuang mengembangkan standar akuntansi yang akan diterima oleh regulator
sekuritas di seluruh dunia. Sebagai bagian dari usaha ini, IASC mengadopsi
rencana kerja untuk menghasilkan suatu inti yang komprehensif dari
standar-standar berkualitas. Pada juli 1995, Komite Teknis IOSCO menyatakan
persetujuannya akan rencana kerja yang telah disusun. Standar inti pun akhirnya
lengkap dengan adanya persetujuan dari IAS 39 pada Desember 1998. Tinjauan
ulang IOSCO akan standar inti dimulai tahun 1999, dan pada tahun 2000 IOSCO
mengesahkan penggunaan standar IASC pendataan dan penawaran lintas batas.
Beberapa Peristiwa penting Dalam Sejarah Penentuan
Standar Akuntansi Internasional
1959– Jacob Kraayenhof, mitra pendiri sebuah firma akuntan
independen Eropa yang utama, mendorong agar usaha pembuatan standar akuntansi
internasional dimulai.
1961– Group d’Etudes, yang terdiri dari
akuntan professional yang berpraktik, didirikan di Eropa untuk memberikan
nasihat kepada pihak berwenang Uni Eropa dalam masalah-masalah yang menyangkut
akuntansi.
1966– Kelompok Studi Internasional Akuntan
didirikan oleh institute professional di Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat.
1973– Komite Standar Akuntansi Internasional
(Internasional Accounting Standard Committee-IASC) didirikan.
1976– Organisasi untuk Kerja Sama dan
Pembangunan Ekonomi (Organization for Economic Coorporation and
Development-OECD) mengeluarkan Deklarasi Investasi dalam Perusahaan
Multinasional yang berisi panduan untuk “Pengungkapan Informasi”.
1977– Federasi Internasional Akuntan
(International Federation of Accounting-IFAC) didirikan.
1977– Kelompok Para Ahli yang ditunjuk oleh
Dewan Ekonomi dan Sosial Perserikatan Bangsa-bangsa mengeluarkan laporan yang
terdiri dari empat bagian mengenai Standar Internasional Akuntansi dan
Pelaporan bagi Perusahaan Transnasional.
1978– Komisi Masyarakat ropa mengeluarkan
Direktif Keempat sebagai langkah pertama menuju harmonisasi akuntansi Eropa.
1981– IASC mendirikan kelompok konsultatif
yang terdiri dari organisasi nonanggota untuk memperluas masukan-masukan dalam
pembuatan standar internasional.
1984– Bursa Efek London menyatakan bahwa
pihaknya berharap agar perusahaan-perusahaan yang mencatatkan sahamnya tetapi
tidak didirikan di Inggris atau Irlandia menyesuaikan dengan standar akuntansi
internasional.
1987– Organisasi Internasional Komisi Pasar
Modal (IOSCO) menyatakan dalam konferensi tahunannya untuk mendorong penggunaan
standar yang umum dalam praktik akuntansi dan audit.
1989– IASC mengeluarkan Draf Eksposure 32
mengenai perbandingan laporan keuangan. Kerangka Dasar untuk Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan diterbitkan aoleh IASC.
1995– Dewan IASC dan Komisi Teknis IOSCO
menyetujui suatu rencana kerja yang penyelesaiannya kemudian berhasil
mengeluarkan IAS yang membentuk satu kelompok inti standar yang komprehensif.
Keberhasilan dalam penyelesaian standar-standar ini menmungkinkan Komisi Teknis
IOSCO untuk merekomendasikan pengesahan IAS dalam pengumpulan Modal lintas
batas dan keperluan pencatatan saham di seluruh pasar global.
1995– Komisi Eropa mengadopsi sebuah
pendekatan daru dalam harmonisasi akuntansi yang akan memungkinkan penggunaan
IAS oleh perusahaan-perusahaan yang melakukan pencatatan saham dalam pasar
modal internasional.
1996– Komisi Pasar Modal AS (SEC) mengumumkan
bahwa pihaknya ”….mendukung tujuan IASC untuk mengembangkan, secepat mungkin,
standar akuntansi yang dapat digunakan untuk menyusun laporan keuangan yang
dapat digunakan dalam penawaran surat berharga lintas batas.
1998– IOSCO menerbitkan laporan “Standar
Pengungkapan Internasional untuk Penawaran Lintas Batas dan Pencatatan Saham
Perdana bagi Emiten Asing”.
1999– Forum Internasional untuk Pengembangan
Akuntansi (International Forum on Accountancy Development-IFDA) bertemu untuk
pertama kalinya pada bulan Juni.
2000– IOSCO menerima, secara keseluruhan,
seluruh 40 standar inti yang disusun oleh IASC sebagai jawaban atas daftar
keinginan IOSCO tahun 1993.
2001– Komisi Eropa mengusulkan sebuah aturan
yang akan mewajibkan seluruh perusahaan EU yang tercatat
sahamnya pada suatu pasar yang diregulasi untuk menyusun akun-akun
konsolidasi sesuai dengan IAS selambatnya tahun 2005.
2001– Badan Standar Akuntansi Internasional
(Internastiaonal Accounting Standars Board-IASB) menggantikan IASC dan
mengambil alih tanggung jawabnya per tanggal 1 April. Standar IASB
disebut sebagai Standar Pelaporan Keuangan Internasional (IFRS) dan termasuk
didalamnya IAS yang dikeluarkan oleh IASC.
2002– Parlemen Eropa menyetujui proposal
Komisi Eropa bahwa secara nyata seluruh perusahaan EU yang tercatat sahamnya
harus mengikuti standar IASB dimulai selambat-lambatnya tahun 2005 dalam
laporan keuangan konsolidasi. Negara-negara anggota dapat memperluas ketentuan
ini terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang tidak melakukan
pencatatan saham dan perusahaan secara individu. Dewan Eropa kemudian
mengadopsi aturan yang memungkinkan hal ini tercapai.
2002– IASB dan FASB menandatangani “Perjanjian
Norwalk” yang berisi komitmen bersama terhadap konvergensi standar akuntansi
internasional dan AS.
2003– Dewan Eropa menyetujui Direktif EU
Keempat dan Ketujuh yang diamandemen, yang menghapuskan ketidakkonsistenan
antara direktif lama dengan IFRS.
2003– IASB menerbitkan IFRS 1 dan revisi
terhadap 15 IAS.
Manajemen informasi dan hiperinflasi
Walaupun FAS No. 52 dan pernyataan nasional yang sama
memberikan petunjuk dalam mempersiapkan laporan nilai mata uang, mereka tidak
memenuhi kebutuhan informasi perusahaan yang beroperasi dalam Negara dengan
inflasi tinggi.
Masalah Pengendalian Keuangan
System pengendalian manajemen bertujuan untuk menuntaskan
objektif perusahaan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Sistem kendali
keuangan, hasilnya adalah system komunikasi dan pengukuran kuantitatif yang
memfasilitasi pengendalian dengan cara:
- mengomunikasikan
target keuangan yang tepat dalam organisasi
- menjelaskan
kriteria dan standar untuk mengevaluasi kinerja
- mengawasi
kinerja
- memberitahukan
deviasi antara kinerja actual dan terencana bagi yang bertanggung jawab.
Penetapan Biaya Strategis
Sementara produk dan system pembiayaan standar biasanya
berperan aktif dalam pengendalian biaya, beberapa perusahaan Jepang telah
memperkenalkan konsep biaya yang kemudian bisa memperkuat strategi manufaktur
global. Dengan demikian, mereka telah mempertinggi proses pengendalian biaya,
dan lebih lebih penting lagi, telah menumbuhkan sebuah hubungan langsung antara
praktik manajemen akuntansi dan target perusahaan.
Konsep pembiayaan strategis lainnya yang diperkenalkan oleh
orang Jepang adalah perilaku pembiayaan. Dalam proses sebuah system pembiayaan,
biaya tambahan diterapkan untuk servis barang dan servis rutin dengan
menggunakan aplikasi nilai biaya tambahan.
Evaluasi Performa Usaha Luar Negeri
Penilaian informa adalah inti untuk sebuah system
pengendalian efektif. Sistem evaluasi performa tepat guna mengizinkan dewan
manajemen untuk:
- memastikan
perilaku manajerial konsisten dengan strategi prioritas
- menilai
proitabilitas dari usaha yang ada
- wilayah
yang tidak bekerja sesuai rencana
- mengalokasikan
sumber-sumber bagi perusahaan secara produktif
- mengevaluasi
performa manajerial.
Standar Performa
Penilaian performa berdasarkan pada sebuah perusahaan besar
standar biasanya tidak memuaskan. Anggaran performa adalah standar perbandingan
yang lebih berguna untuk bisnis multinasional. Anggaran realistis memungkinkan
performa target untuk menyatukan penghitungan yang unik untuk unit tertentu.
Perbandingan performa actual dengan anggaran juga memungkinkan manajemen utama
untuk membedakan hasil di mana manajer cabang perusahaan bisa menanganinya
dengan penuh tanggung jawab untuk semua yang ada dalam kendali mereka.
LINK UNTUK PPT
(Standar Audit dan Akuntansi Global)
Daftar pustaka:
Choi, Frederick. D. S. dan Gary K. Meek.2010.International
Accounting Edisi 6 Buku 1.Jakarta: Salemba Empat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar